Sabtu, 20 Oktober 2007

Kupu-Kupu Dan Kaktus

Suatu ketika seorang lelaki mohon kepada Tuhan sekuntum bunga dan seekor kupu-kupu amun Tuhan malah memberinya sebonggol kaktus .... dan seekor ulat.

Alangkah sedihnya lelaki itu, ia tak mengerti kenapa permintaannya keliru. Pikirnya, "Oh, Tuhan masih banyak tugas mengurus orang-orang lain ...". Dan dia memutuskan tidak akan mempertanyakannya lagi.

Setelah beberapa waktu, si lelaki memeriksa kembali permintaan yang telah lama dilupakannya. Betapa terkejutnya dia, dari sebonggol tanaman kaktus berduri dan jelek itu tumbuhlah sekuntum bunga yang elok. Dan ulat yang menjijikkan telah berubah menjadi kupu-kupu yang sangat cantik.

TUHAN selalu melakukan yang terbaik! Cara-NYA SELALU paling baik, walaupun bagi kita kelihatannya tidak baik. Jika Anda memohon sesuatu kepada Tuhan dan ternyata yang diterima berbeda, PERCAYALAH!! Yakinlah bahwa DIA akan selalu memberikan kebutuhanmu pada saat yang tepat.

Apa yang Anda inginkan ...tidak selalu sesuai dengan kebutuhan! Tuhan takkan pernah serta merta mengabulkan doa kita. Teruslah khusuk berdoa untuk-NYA tanpa ragu dan menggerutu. Hari ini PENUH ONAK BERDURI .... Esok akan menjadi BUNGA yang INDAH!

GOD GIVES THE VERY BEST TO THOSE WHO LEAVE THE CHOICES UP TO HIM!

Kamis, 18 Oktober 2007

Rabu, 17 Oktober 2007

Ketika Gubukmu Terbakar

Satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan sebuah kapal terdampar di pulau yang kecil dan tak berpenghuni. Pria ini segera berdoa supaya Tuhan menyelamatkannya, dan setiap hari dia mengamati langit mengharapkan pertolongan, tetapi tidak ada sesuatupun yang datang. Dengan susah payah, akhirnya dia berhasil membangun gubuk kecil dari kayu apung untuk melindungi dirinya dari cuaca dan untuk menyimpan beberapa barang yang berhasil diselamatkannya.

Tetapi suatu hari, ketika dia kembali ke gubuknya setelah pergi mencari makan, dia mendapati gubuk kecil itu terbakar, asapnya mengepul ke langit. Dan yang paling parah, hilanglah semuanya. Dia sedih dan marah. "Tuhan, teganya Engkau melakukan ini padaku?" dia menangis. Pagi- pagi keesokan harinya, dia terbangun oleh suara pesawat yang mendekati pulau itu. Pesawat itu datang untuk menyelamatkannya. "Bagaimana kamu tahu bahwa aku di sini?" tanya pria itu kepada penyelamatnya. "Kami melihat tanda asapmu", jawab mereka.

Mudah sekali untuk menyerah ketika keadaan menjadi buruk. Tetapi kita tidak boleh goyah, karena Tuhan bekerja di dalam hidup kita, juga ketika kita dalam kesakitan dan kesusahan. Ingatlah, ketika gubukmu terbakar, mungkin itu ‘tanda asap' bagi kuasa Tuhan. Ketika ada kejadian negatif terjadi, kita harus berkata pada diri kita sendiri bahwa Tuhan pasti mempunyai jawaban yang positif untuk kejadian tersebut.

Kamu berkata, "Itu tidak mungkin." Tuhan berkata, "Tidak ada hal yang tidak mungkin." (Lukas 18:27)

Kamu berkata, "aku terlalu capai." Tuhan berkata, "Aku akan memberikan kelegaan padamu." (Matius 11:28)

Kamu berkata, "Tidak ada seorangpun yang mencintai aku." Tuhan berkata, "Aku mencintaimu." (Yohanes 3:16; Yohanes 13:34)

Kamu berkata, "Aku tidak bisa meneruskan." Tuhan berkata, "Kasih karuniaKu cukup." (2 Korintus 12:9; Mazmur 91:15)

Kamu berkata, "Aku tidak mengerti." Tuhan berkata, "Aku akan menuntun langkah-langkahmu." (Amsal 3:5-6)

Kamu berkata, "Aku tidak bisa melakukannya." Tuhan berkata, "Kamu bisa melakukan semuanya." (Filipi 4:13)

Kamu berkata, "Ini tidak berharga." Tuhan berkata, "Itu akan berharga." (Roma 8:28)

Kamu berkata, "Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri." Tuhan berkata, "Aku memaafkanmu." (1 Yohanes 1:9; Roma 8:1)

Kamu berkata, "Aku tidak bisa mengatasi." Tuhan berkata, "Aku akan menyediakan kebutuhanmu." (Filipi 4:19)

Kamu berkata, "Aku takut." Tuhan berkata, "Aku tidak memberikan padamu roh ketakutan." (II Timotius1:7)

Kamu berkata, "Aku selalu kuatir dan frustasi." Tuhan berkata, "Serahkan segala kekuatiranmu kepadaKu." (I Petrus 5:7)

Kamu berkata, "Aku tidak mempunyai iman yang kuat." Tuhan berkata, "Aku memberi setiap orang iman menurut ukurannya." (Roma12:3)

Kamu berkata, "Aku tidak pandai." Tuhan berkata, "Aku memberikan padamu hikmat." (I Korintus 1:30)

Kamu berkata, "Aku merasa aku sendirian." Tuhan berkata, "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu atau membiarkanmu." (Ibrani 13:5)

Wartakanlah ini pada siapa yang membutuhkan, Saya percaya ada saat-saat di mana kita merasa ‘gubuk' kita terbakar.

Selasa, 16 Oktober 2007

Tempayan Retak

Seorang tukang air di India memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan, yang dibawanya menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan yang satunya lagi tidak.

Jika tempayan yang tidak retak itu selalu dapat membawa air penuh setelah perjalanan panjang dari mata air ke rumah majikannya, tempayan retak itu hanya dapat membawa air setengah penuh. Selama dua tahun, hal ini terjadi setiap hari. Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya. Tentu saja si tempayan yang tidak retak merasa bangga akan prestasinya, karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. Namun si tempayan retak yang malang itu merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari porsi yang seharusnya dapat diberikannya.

Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retak itu berkata kepada si tukang air, "Saya sungguh malu pada diri saya sendiri, dan saya ingin mohon maaf kepadamu."

"Kenapa?" tanya si tukang air. "Kenapa kamu merasa malu?"

"Selama dua tahun ini, saya hanya mampu membawa setengah porsi air dari yang seharusnya dapat saya bawa karena adanya retakan pada sisi saya telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacatku itu, saya telah membuatmu rugi," kata tempayan itu.

Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak, dan dalam belas kasihannya, ia berkata, "Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan."

Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan. Itu membuatnya sedikit terhibur. Namun pada akhir perjalanan, ia kembali sedih karena separuh air yang dibawanya telah bocor, dan kembali tempayan retak itu meminta maaf pada si tukang air atas kegagalannya.

Si tukang air berkata kepada tempayan itu, "Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan yang lain yang tidak retak itu? Itu karena aku selalu menyadari akan cacatmu dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu, dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu sebagaimana kamu ada, majikan kita tak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang."

Setiap dari kita memiliki cacat dan kekurangan kita sendiri. Kita semua adalah tempayan retak. Namun jika kita mau, Tuhan akan menggunakan kekurangan kita untuk menghias dunianya. Di mata Tuhan yang bijaksana, tak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan kekuranganmu. Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun dapat menjadi sarana keindahan Tuhan. Ketahuilah, di dalam kelemahan kita, kita menemukan kekuatan kita.

Sahabat

Sahabat….

Seorang sahabat… seseorang yang tetap tinggal, ketika kamu suruh pergi
Seorang sahabat… tidak pernah meninggalkan dalam kondisi apapun
Seorang sahabat… memberikan telinganya, ketika kamu berteriak
Seorang sahabat… memberikan matanya, ketika kamu tersesat
Seorang sahabat… memberikan tanganya, ketika kamu jatuh
Seorang sahabat… memberikan kakinya, ketika kamu letih
Seorang sahabat… memberikan hatinya, ketika kamu sedih
Seorang sahabat… mengasihimu apa adanya
Seorang sahabat… selalu ada untuk kamu
Seorang sahabat… saling mengingatkan
Seorang sahabat… tidak pencemburu
Seorang sahabat… tidak berkhianat
Seorang sahabat… tidak menuntut
Seorang sahabat… tidak pemarah
Seorang sahabat… saling berbagi
Seorang sahabat… setia


Bekasi, 13 Oktober 2007 10:10 PM
http://ceritasahabat.blogspot.com

Rabu, 10 Oktober 2007

Cangkir Yang Cantik

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko souvenir untuk mencari hadiah untuk cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik."Lihat cangkir itu," kata si nenek kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantk yang pernah aku lihat," ujar si kakek.

Saat mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa dulunya aku tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun pada suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.
Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. "Stop! Stop!" aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "Belum!" lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. "Stop!Stop!" teriakku lagi .Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. "Panas!Panas!" teriakku dengan keras. "Stop! Cukup!" teriakku lagi. Tapi orang ini berkata "Belum!"
Akhirnya ia mengangkatku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. "Stop!Stop!" aku berteriak. Wanita itu berkata, "belum!" Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi keperapian yang lebih panas dari sebelumnya. "Tolong! Hentikan penyiksaaan ini!" Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku. Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.

RENUNGAN

Seperti inilah Tuhan membentuk kita. Pada saat Tuhan membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagiNYA untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan-NYA.
"Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila anda jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan biarlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya anda menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. "
Apabila anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan berkecil hati, karena DIA sedang membentuk anda. Proses pembentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai, anda akan melihat betapa cantiknya Tuhan membentuk anda.